Kebanyakan orangtua sudah memahami bahwa anak harus mendapatkan asupan bergizi dan pendidikan berkualitas untuk proses tumbuh-kembang anak yang optimal. Hal yang bagus para orangtua paham tentang pentingnya hal ini, tapi ini masih belum cukup, anak juga membutuhkan curahan perhatian yang mencukupi dari orangtuanya.
Anak sangat membutuhkan perhatian dari orangtuanya, perhatian orangtua sangat mempengaruhi proses tumbuh-kembang anak, khususnya mengenai karakter anak. Hanya saja yang disayangkan adalah banyak orangtua yang menyepelekan tentang pentingnya curahan perhatian untuk anak, apalagi jika orangtua terlalu sibuk bekerja. Dampaknya banyak anak-anak yang tumbuh dengan kondisi kurang perhatian dan kasih sayang.
Dampak buruk kurangnya perhatian orang tua terhadap anak, yaitu:
1. Anak Tumbuh Tidak Percaya Diri
Anak-anak yang kurang mendapatkan perhatian biasanya akan tumbuh menjadi sosok yang rendah diri, atau dengan kata lain memiliki tingkat kepercayaan diri yang rendah. Adapun anak-anak yang percaya diri biasanya sejak kecil mendapatkan perhatian yang mencukupi dari orangtuanya.
Anak bisa tumbuh menjadi rendah diri karena sejak kecil jarang atau bahkan hampir tidak pernah berinteraksi, dimana anak tidak pernah mendapatkan perhatian, apresiasi dan pengakuan dari orangtuanya. Akibatnya dalam jangka panjang anak merasa keberadaannya tidak pernah diinginkan dan tidak diakui. Anak akan memiliki perasaan negatif seperti:
- Terus-terusan menyalahkan dirinya sendiri mengapa tidak ada yang menginginkannya.
- Merasa tidak ada yang mengakui keberadaannya atau eksistensinya.
- Merasa tidak ada yang memberikan apresiasi dan pujian untuknya.
Perasaan negatif seperti ini kemudian memunculkan pikiran dalam diri anak bahwa dirinya itu orang aneh, tidak normal, dll. Hal inilah yang menjadi awal mula seseorang kehilangan rasa percaya dirinya, yang dimana rusaknya (hilangnya) rasa percaya diri akan bisa permanen hingga usia dewasa.
2. Anak Menjadi Sulit Percaya pada Orang Lain
Anak-anak yang kurang perhatian biasanya akan memiliki masalah dalam mempercayai orang lain, dengan kata lain anak tumbuh menjadi pribadi tertutup, sering negatif thinking dan selalu curigaan pada orang lain. Kurangnya perhatian orangtua menimbulkan luka di hati serta berdampak pada mental dan emosional anak, anak juga menjadi selalu khawatir bahwa orang lain akan menyakitinya secara psikis, hal inilah yang membuat anak tertutup dan sulit mempercayai orang lain.
Anak-anak yang tumbuh di lingkungan ‘tidak ramah’ menjadi sering berpikiran negatif sehingga sulit mempercayai orang lain, karakter ini akan terbawa hingga usia dewasa dan sulit untuk diperbaiki, dampaknya akan membuatnya struggle dalam berhubungan dengan pasangan di masa depan maupun hubungan profesional di kantor.
Rasa kepercayaan merupakan bagian penting dalam membangun mental dan emosional anak yang sehat. Saat anak tidak memperoleh perhatian dan rasa perlindungan dari orangtuanya, anak akan cenderung membentuk karakter ‘defensif’ terhadap semua orang, jangan heran anak menjadi pribadi tertutup, ini adalah hasil dari akumulasi luka di hati anak, dengan begitu terjadinya bukan tanpa sebab.
3. Terhambatnya Perkembangan Otak atau Kognitif Anak
Kurangnya perhatian orang tua bisa menyebabkan perkembangan otak dan kognitif anak tidak maksimal. Perhatian orangtua, khususnya sentuhan penuh kasih, pelukan, belaian dan kecupan ternyata dapat sangat berpengaruh terhadap optimalnya dan cepatnya perkembangan otak anak.
Lise Eliot, seorang profesor ilmu saraf di Chicago Medical School di Rosalind Franklin University of Medicine and Science, pernah mengatakan bahwa pada setiap kepala seorang anak, akan terdapat lebih dari 10 trilyun sel otak yang siap untuk tumbuh, sebuah jumlah yang banyak sekali.
Saat orangtua memberikan satu pujian ataupun pelukan sayang ke anak maka akan mendorong perkembangan otak anak yang sangat cepat, apalagi jika anak masih dalam masa ‘golden age‘, yang hal ini sangat mempengaruhi tingkat kecerdasan anak di masa depan.
Dari hasil penelitian yang dilakukannya, Lise Eliot mengatakan bahwa saat seorang ibu memberikan belaian lembut pada anak maka rangkaian otak tampak terbentuk indah, manfaat positif dari curahan perhatian ini akan sangat besar terutama pada anak-anak yang masih berusia dini.
Penelitian dengan memasang kabel perekam otak yang dihubungkan pada monitor komputer, akan terlihat setiap perubahan yang terjadi pada otak anak. Lise Eliot mengatakan bahwa ini adalah hasil yang luar biasa, pada penelitian terhadap seorang bayi, saat si bayi menyusui maka akan terbentuk rangkaian indah pada sel otak, tapi saat si bayi terkejut ketika ada suara yang sedikit keras, maka rangkaian indah sel otak yang menggelembung seperti balon tersebut menjadi pecah berantakan, lalu juga terjadi perubahan warna.
Lise Eliot juga menjelaskan bahwa sebuah bentakan atau sikap buruk yang diterima anak dapat membunuh lebih dari 1 milyar sel otak saat itu juga. Dengan begitu, sikap tidak menyenangkan yang diterima anak ternyata dapat menghambat perkembangan kecerdasan anak. Adapun perhatian penuh kasih yang diberikan orangtua akan membangun perkembangan otak atau kecerdasan anak dengan sangat cepat.
Pada studi lain yang mempelajari efek perhatian penuh kasih seperti sentuhan, juga menemukan bahwa sel-sel otak dan hubungan syaraf otak anak dapat berkembang dengan sangat cepat jika anak tumbuh dalam lingkungan yang kondusif dan mendapatkan penuh perhatian positif dari orangtuanya. Dengan begitu, kurangnya perhatian dari orangtua akan berdampak buruk terhadap perkembangan otak atau kecerdasan anak.
4. Kecerdasan Emosional (EQ) Rendah
Anak-anak yang sejak kecil kurang mendapatkan curahan perhatian dari orangtuanya, biasanya memiliki kecerdasan emosional yang jauh lebih rendah dibandingkan anak-anak yang sejak kecil mendapatkan perhatian yang mencukupi dari orangtuanya.
Anak dengan kecerdasan emosional rendah biasanya akan struggle saat berada di lingkungan sosial atau lingkungan pergaulannya. Masalah-masalah yang akan dihadapinya yaitu kesulitan mengekspresikan perasaan secara positif, sulit berempati dan bersimpati, kesulitan membaca isyarat non-verbal, sulit mendengarkan lawan bicara, kesulitan mengenali batasan pribadi, serta tidak bisa membedakan sentuhan baik dan sentuhan buruk.
Anak-anak yang sejak kecil kurang perhatian orangtua biasanya memiliki kecerdasan emosional yang rendah, ini akan menjadi masalah besar nantinya karena anak kesulitan dalam berinteraksi dan menjalin relasi orang lain. Selain itu, anak sangat rentan terjebak dalam hubungan abusif, karena anak sejak kecil tidak mendapatkan contoh dari orangtuanya tentang bagaimana cara membangun hubungan yang sehat.
5. Tidak Terjalin Hubungan Batin Antara Anak dan Orang Tua
Jika anak kurang mendapat perhatian dari orangtuanya, ini bisa menyebabkan kurang terjalinnya bonding (hubungan batin) antara anak dan orangtua, padahal bonding harus dibangun sesegera mungkin sejak dini.
Secara rutin orangtua harus meluangkan waktu untuk bersama anak, tapi ini saja masih kurang, orangtua harus memberikan fokusnya, perhatian dan melakukan komunikasi yang sehat untuk anak, maka dalam jangka panjang akan terbentuk emotional bonding yang kuat antara anak dan orangtua. Adapun jika anak kurang mendapat perhatian orangtuanya, ini nantinya menyebabkan renggangnya hubungan anak dengan orangtuanya, cirinya dapat terlihat dari sikap anak yang tidak mau terbuka pada orangtuanya.
6. Kesulitan di Kehidupan Sosial
Anak-anak yang sejak kecil kekurangan curahan perhatian dan tidak memiliki hubungan batin yang dekat dengan orangtuanya, biasanya akan kesulitan saat berada di lingkungan sosialnya, baik itu lingkungan sekolahnya maupun lingkungan pergaulannya, serta anak rentan terjatuh ke bentuk pergaulan yang buruk.
Anak yang sejak kecil kurang perhatian dari orangtuanya biasanya kesulitan untuk menjalin hubungan yang sehat dengan orang lain, salah satu dampaknya bisa saja anak tidak punya teman di sekolahnya, akibatnya anak bakal sering bolos sekolah dan nilai sekolahnya buruk.
Adapun saat dewasa, dia akan kesulitan untuk menjalin hubungan dengan pasangan hidup, ataupun kesulitan bekerja sama dengan rekan kerja di kantor. Kurangnya perhatian akan sangat berdampak buruk terhadap kehidupan masa depan anak.
7. Anak Memiliki Gangguan perilaku
Anak itu seperti kertas putih, lalu lingkungan tempat anak berada-lah yang membentuk prilaku seorang anak, khususnya bentuk pendidikan dan pola asuh dari orangtua yang paling mempengaruhi, selain juga lingkungan pergaulannya.
Seorang anak sangat membutuhkan dukungan emosional berupa perhatian dari orangtuanya. Anak yang kurang perhatian beresiko memiliki gangguan perilaku, misalnya perilakunya agresif seperti suka melempar, memukul, teriak-teriak, membanting pintu dll.
Anak jarang tersenyum bisa juga karena kurang mendapat perhatian. Anak-anak biasanya ekspresif, jika anak jarang tersenyum dan suka marah-marah, bisa jadi karena selama ini merasa kurang mendapat perhatian.
Anak juga bisa memiliki gangguan perilaku berupa sikapnya yang lebay atau berlebihan, sikap seperti ini muncul karena anak ‘kehausan’ akan perhatian dari orangtuanya, jangan heran karena hal yang sepele saja tapi reaksi anak berlebihan seperti menangis histeris dll. Di pikiran anak bahwa dirinya harus bertingkah terlebih dahulu agar mendapatkan atensi dari orangtuanya.
Kurang perhatian bisa menyebabkan munculnya gangguan perilaku pada anak, selain itu anak bisa mengembangkan perilaku negatif seperti suka membuat onar, melakukan bullying, mencuri dan semacamnya. Hati anak yang kurang mendapatkan curahan perhatian bisa mengembangkan berbagai perilaku negatif.
8. Buruk dalam Banyak Keterampilan
Ada sebagian anak yang memiliki kinerja buruk pada hampir semua bidang kehidupan, ini biasanya terjadi pada anak-anak yang kurang perhatian dari orangtuanya, dimana orangtuanya hampir tidak pernah terlibat dalam kehidupan dan aktivitas anak sehari-hari.
Penelitian menunjukan bahwa anak-anak yang kurang memperoleh curahan perhatian orangtua mereka, didapati kekurangan dalam hal kognisi, keterampilan sosial dan keterampilan emosional. Kurangnya keterlibatan orangtua akan menyebabkan anak kesusahan untuk beradaptasi dan mempelajari beberapa perilaku di lingkungan sekolah maupun pergaulannya, masalah ini bisa berdampak serius serta anak bisa punya masalah dalam pengembangan karakter dan keterampilan.
9. Anak Cenderung Mengisolasi Diri
Anak-anak yang sejak kecil kurang perhatian dari orangtuanya biasanya akan tumbuh menjadi pribadi yang suka mengisolasi dirinya. Seseorang bisa sampai mengisolasi diri karena kesulitan dalam membangun hubungan sosial di lingkungannya dan kekurangan pengetahuan dalam membangun hubungan sosial yang sehat.
Baik itu anak-anak yang kurang perhatian, maupun anak-anak yang punya hubungan renggang dengan orangtuanya, biasanya memiliki sifat yang tertutup dan suka mengisolasi diri. Di masa depan, anak beresiko mengalami masalah kesehatan mental. Kurang perhatian akan dirasakan secara mental dan emosional oleh anak, serta menyebabkan anak rentan terkena depresi, kecemasan, hingga kepribadian narsistik.
Penutup
Sangat disayangkan masih banyak orangtua yang tidak peka terhadap kesehatan mental anak, bahkan banyak orang yang ‘masa bodo’ dan kurang perhatian pada anak, hal seperti ini akan berdampak buruk terhadap kesehatan mental anak.
Selain itu jangan sampai karena kesibukan pekerjaan menyebabkan orangtua tidak bisa bersama anak, akibatnya anak menjadi kurang perhatian dan kasih sayang, jangan sampai permasalahan ini terjadi dalam waktu lama. Padatnya tugas kantor jangan sampai menjadi penyebab para orangtua tidak memiliki quality time bersama anak.
Ingat, kewajiban orangtua tidak hanya memberikan makanan bergizi, tempat tinggal dan pakaian, melainkan juga memenuhi kebutuhan emosional anak dengan memberinya perhatian dan kasih sayang yang mencukupi.