Semua Anak akan menghadapi rintangan dalam hidupnya, dan penting bagi kita untuk mempersiapkan mereka dengan rasa percaya diri yang cukup bukan hanya untuk bertahan, tapi untuk sukses. Anak yang memiliki kepercayaan diri rendah, cenderung akan mengalami kesulitan bersosialisasi saat dewasa. Di sisi lain, juga membuat Anak rentan mengalami kecemasan.
Karena itu ketika Anak sulit membangun percaya diri, orangtua perlu memotivasi Anak agar mereka lebih percaya diri.
Kepercayaan diri berasal dari rasa bisa. Anak yang percaya diri membutuhkan persepsi yang positif dan realistis mengenai kemampuannya. Hal ini muncul dari prestasi, besar maupun kecil. Kata-kata dorongan dari orang tua dapat membantu menumbuhkan rasa percaya diri Anak, terutama ketika Anda menunjukan kepada usaha dan kemampuan Anak secara spesifik.
Berikut Sepuluh Tips yang bisa menumbuhkan rasa percaya diri Anak:
1. Cintai Anak Anda
Sangat jelas memang, tapi itulah yang nanti bisa menjadi hal terpenting yang bisa Anda berikan kepada Anak. Anak kita butuh untuk merasa diterima dan dicintai, semuanya bisa berawal dari keluarga dan akhirnya bisa meluas ke grup lain seperti teman, teman sekolah, tim, dan komunitas. Jika Anda berteriak, mengacuhkan, atau melakukan kesalahan lainnya, berikan pelukan dan minta maaf lah dan katakan bahwa Anda mencintai Anaknya. Cinta tanpa syarat akan membangun fondasi yang kuat untuk rasa percaya diri mereka.
2. Berikan Pujian pada Waktunya
Penting untuk memberikan pujian dan respon positif kepada Anak karena Anak Anda – terutama yang masih muda – mengukur nilai diri dan pencapaian dari apa yang Anda pikirkan. Namun, tetap realistis dalam memuji. Jika Anak Anda gagal dalam sesuatu atau tidak menunjukkan bakat dalam keahlian tertentu, puji usahanya, tapi jangan puji hasilnya secara tidak realistis. Yakinkan Anak Anda bahwa tidak apa-apa untuk tidak bisa melakukan semua hal dengan sempurna. Katakan bahwa beberapa hal membutuhkan usaha yang terus-menerus dan latihan disertai usaha terbaik.
3. Bantu Anak Anda Membuat Tujuan yang Realistis
Ketika Anak Anda baru mulai belajar bermain bola, tidak masalah baginya untuk berpikir bahwa suatu saat ia akan masuk Timnas. Namun, jika ia gagal masuk tim ketika SMA dan masih berpikir bahwa ia merupakan pemain sekaliber Timnas, ia perlu fokus ke tujuan yang lebih realistis. Arahkan Anak Anda untuk membuat tujuan yang lebih masuk akal untuk menghindari perasaan gagal. Jika tujuannya terlalu jauh ke depan, diskusikan beberapa tujuan jangka pendek yang bisa diraih dengan realistis.
4. Contohkan Rasa Mencintai Diri Sendiri
Anda harus mencintai diri sendiri sebelum mengajarkan Anak Anda mencintai dirinya. Anda bisa mencontohkan sikap ini dengan memuji dan menghadiahi diri Anda sendiri ketika Anda berhasil dalam sesuatu. Baik saat Anda berhasil lari marathon atau mendapatkan promosi ditempat kerja, rayakan keberhasilan Anda Bersama Anak. Bicarakan tentang kemampuan dan bakat yang diperlukan untuk mencapai hal tersebut. Dalam percakapan yang sama, Anda bisa mengingatkan Anak Anda tentang kemampuan yang dia miliki dan bagaimana cara mengembangkan dan menggunakannya.
5. Ajarkan Ketahanan
Tidak ada orang yang selalu berhasil dalam semua hal. Akan ada rintangan dan kegagalan, kritikan dan rasa sakit. Gunakan rintangan ini sebagai pengalaman untuk dipelajari daripada menganggap sebagai kegagalan atau kekecewaan. Pepatah lama, “Coba, coba, coba lagi,” berguna terutama ketika mengajarkan Anak untuk tidak menyerah. Namun, penting juga untuk menghargai perasaan Anak Anda daripada mengatakan, “Kamu tidak seharusnya merasa kecewa.”
Hal ini membantu Anak belajar percaya pada perasaannya dan merasa nyaman untuk membagikan perasaannya. Anak akan belajar bahwa rintangan dalam hidup merupakan hal yang normal dan bisa diatur. Jika Anak Anda mendapatkan hasil buruk dalam ujian, jangan sakiti Anak Anda dengan rasa kasihan atau bilang padanya bahwa ia tidak akan pernah jadi pembaca yang baik. Sebagai gantinya, bicarakan langkah apa yang bisa ia ambil agar mendapatkan nilai yang lebih baik. Ketika ia berhasil, ia akan merasa bangga dengan pencapaiannya.
6. Tanamkan Kemandirian dan Petualangan
Anak yang percaya diri mau mencoba hal baru tanpa rasa takut gagal. Kepada Anak yang lebih kecil, Anda perlu mengawasi dari beberapa sisi. Buat situasi dimana ia bisa melakukan hal sendiri dan pastikan bahwa situasi tersebut aman – baru kemudian berikan ia ruang. Contohnya, tunjukkan cara membuat roti lapis dan biarkan ia mencoba sendiri, tanpa Anda ikut campur. Dukung eksplorasi, baik jalan-jalan ke taman baru atau makanan baru ketika waktu makan. Aktivitas luar ruang, hobi baru, liburan dan kunjungan bersama teman bisa meluaskan pandangan Anak Anda dan membangun kepercayaan diri dalam kemampuannya menghadapi situasi baru.
7. Dorong Olah Raga atau Aktivitas Fisik Lainnya
Tidak lagi hanya ranah Anak laki-laki, olah raga membantu Anak perempuan dan laki-laki menumbuhkan rasa percaya diri. Mereka belajar bahwa mereka bisa berlatih, berkembang dan mencapai tujuan. Keuntungan lainnya, mereka belajar memahami kekuatan mereka, menerima atau memperkuat kelemahan mereka, menangani kekalahan, memperluas lingkaran pertemanan dan belajar kerjasama. Bonus dalam menumbuhkan rasa percaya diri Anak lainnya, mereka tetap fit dan belajar menghargai tubuh mereka. Coba cari aktivitas fisik yang mereka senangi, baik itu menari, bela diri, atau bersepeda.
8. Dukung Anak Mengejar Passionnya
Semua orang memiliki keunggulan dalam sesuatu, dan merupakan hal yang bagus jika Anak Anda menemukan sesuatu tersebut. Sebagai orang tua, hargai dan dorong minat Anak Anda – bahkan ketika itu bukan minat kita sebagai orang tua. Puji Anak ketika ia menyelesaikan sesuatu dalam upayanya mengejar passion. Jika bakat Anak Anda adalah bermain gitar dalam sebuah band, dukung minatnya, selama hal itu tidak mengganggu tanggung jawab mereka seperti pekerjaan sekolah dan lainnya.
9. Buat Peraturan dan Konsisten dalam Penegakkannya
Anak akan lebih percaya diri ketika ia tahu siapa yang memiliki otoritas dan apa yang diharapkan. Bahkan ketika Anak Anda berpikir bahwa aturan Anda terlalu ketat, dia akan memiliki rasa percaya diri untuk apa yang ia bisa dan tidak bisa lakukan ketika Anda membuat peraturan dan menegakkannya secara konsisten. Tiap rumah tangga memiliki aturannya masing-masing, dan hal ini akan berubah mengikuti perkembangan usia Anak. Apapun aturan rumah tangga Anda, tetap harus jelas dalam menentukan apa hal penting dalam keluarga Anda. Belajar dan mengikuti aturan memberikan Anak rasa aman dan percaya diri. Sebagaimana Anak bertambah dewasa mereka mungkin dapat memberikan masukan lebih kepada aturan dan tanggungjawabnya. Namun, penting untuk diingat bahwa Anda adalah orang tua – bukan teman baik.
10. Latih Kemampuan Berhubungan
Kepercayaan dalam hubungan merupakan kunci untuk rasa percaya diri Anak Anda. Hubungan awal yang paling penting adalah hubungan orang tua-Anak yang saling mencintai. Namun, sebagaimana lingkaran sosial Anak Anda meluas, Anda akan membantu Anak Anda melihat bahwa tindakannya mempengaruhi orang lain – dan bantu Anak Anda menjaga inti dari kepercayaan diri ketika tindakan orang lain mempengaruhinya. Sebagai orang tua, bukan tugas Anda untuk “memperbaiki” semua situasi, tapi mengajarkan Anak Anda tentang kasih sayang, kebaikan, ketegasan diri dan rasa percaya diri untuk menghadapi naik dan turunnya sebuah hubungan.
Semoga bermanfaat.