Pubertas merupakan kondisi anak memasuki tahap remaja. Banyak orang yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa kritis, ada juga yang mengatakan bahwa masa remaja merupakan masa mencari jati diri.
Ciri Ciri Pubertas Anak Laki Laki dan Perempuan
Umur rata-rata anak perempuan mulai pubertas yaitu 11 tahun, adapun pada anak laki-laki yaitu 12 tahun. Hanya saja masa pubertas setiap anak bisa bermacam-macam, jadi jangan terlalu berpatokan pada angka tersebut, ada banyak faktor yang mempengaruhi cepat-lambatnya pubertas.
Tips Menghadapi Anak Puber
Pubertas merupakan transisi awal menuju kedewasaan, ini memunculkan berbagai perubahan secara fisik maupun psikis. Orangtua harus paham hal ini.
- Edukasi anak, beri tahu fakta mengenai pubertas kepada anak, serta koreksi pemahaman anak yang keliru. Lakukan obrolan ini dengan santai.
- Misalnya pada anak perempuan, beritahu dia tentang yang namanya menstruasi sebelum ia benar-benar mengalami menstruasi, sehingga dia tidak merasa panik saat pertama kali menemuinya.
- Jangan takut membicarakan topik seperti seks dan narkoba, memang ini hal tabu tapi hal ini sangat penting untuk memberikan pemahaman yang benar kepada anak.
- Anak-anak saat masa ‘ABG’ sangatlah labil dan penasaran pada obat-obatan terlarang dan seks bebas, inilah pentingnya edukasi dari orangtua, misalnya edukasi anak tentang besarnya bahaya narkoba, dan lain lain.
- Anak perlu diajari gaya hidup sehat untuk memaksimalkan masa pubernya. Kenalkan anak dengan asupan makanan sehat, mendorongnya aktif melakukan aktivitas fisik, memastikan anak cukup waktu istirahat, menjaga kebersihan diri, dan lain-lain.
- Sisihkan waktu khusus untuk anak. Anak ‘baru gede’ biasanya mulai untuk tidak terbuka pada orangtuanya, para ahli mengatakan bahwa orangtua harus memiliki quality time bersama anak secara rutin.
- Saat anak berada di masa puber, ruang pergaulan akan lebih luas. Penting untuk meningkatkan dan menjaga kualitas hubungan dengan anak remaja.
- Tetap jaga komunikasi, jangan sampai perubahan sikap anak remaja membuat orangtua ‘putus asa’ dan tidak lagi menjalin komunikasi intensif dengan anaknya.
- Jaga komunikasi yang baik, ini sangat penting untuk mencegah anak remaja terjatuh ke pergaulan buruk.
- Orangtua perlu belajar menghargai privasi anak. Saat anak sudah semakin besar, ia mulai serius untuk memiliki privasi dirinya sendiri.
- Orangtua perlu memahami bahwa anak semakin besar, sehingga harus berhati-hati dalam bersikap dan berkomunikasi. Contohnya: meminta izin sebelum memasuki kamar anak, tidak memaksakan kehendak pada anak, dan lain-lain.
- Ajarkan anak untuk mencintai dirinya sendiri. Hindari reaksi berlebihan. Misalnya, terkadang remaja bercerita tentang kesalahannya, maka hindari merespon secara berlebihan, apalagi sampai marah-marah. Respon negatif seperti itu membuat anak tidak nyaman, nantinya anak menjaga jarak dari orangtuanya. Orangtua harus bijak dalam menghadapi kesalahan anak.
Demikian tips-tips menghadapi pubertas anak yang pastinya sangat bermanfaat buat para orang tua. Mudah-mudahan bermanfaat.
Comments are closed.