Anak adalah takdir terbaik yang diberikan oleh Allah. Pengasuhan adalah mengulang-ulang pesan kebaikan secara terus menerus. Salah satunya dengan membacakan kisah dan cerita pembangun jiwa. Agar kantong-kantong jiwa anak diisi dengan pesan-pesan kebaikan.
Berkisah adalah metode yang istimewa dalam menanamkan nilai-nilai mulia. Berkisah adalah salah satu teknik terbaik dalam upaya penyampaian pesan penuh hikmah pada anak-anak. Berkaca pada Rasulullah, konsep pendidikan pertama yang dilakukan Rasulullah pada para sahabatnya adalah dengan berkisah.
Tiga belas tahun fase Makkah adalah fase pembentukan pondasi iman, aqidah dan ahlak. Wahyu yang diturunkan oleh Allah difase itu berisi tentang kisah-kisah pembangun jiwa. Kisah-kisah umat-umat terdahulu. Bukan perintah tentang ibadah atau muamalah. Dengan kisah-kisah itu, Rasulullah menyeru dan menyentuh hati para sahabat tanpa kesan menggurui dan memaksa.
Dimana Allah menanamkan karakter di dalam diri kita?
Ternyata Allah menyimpan watak, karakter bukan hanya didalam otak kepala kita. Tapi Allah menambatkannya secara mendalam & berbekas didalam Qolbu/ Hati kita.
Lalu, siapa yang patut dijadikan contoh dan teladan untuk membentuk karakter itu?
Allah mengutus Rasulullah SAW, para Nabi dan Rasulnya. Juga para sahabat Rasulullah yang disiapkan untuk dijadikan teladan.
Lalu.., apa yang harus bunda lakukan untuk menghadirkan mereka? Merasakan kehadirannya? Sedangkan jarak kita dengan Rasulullah terlalu jauh. Bahkan dengan para Nabi dan Rasul dan umat-umat terdahulu.
Bagaimana kita bisa menarik zamannya, masuk kepada zaman kita? Sedang jarak yang terentang begitu jauh?
Caranya adalah dengan berkisah. Dengan berkisah, orang tua bisa menceritakan kisah-kisah pembangun jiwa itu buat anak-anak. Yang mana kisah-kisah itu bukan isapan jempol. Tokoh-tokohnya bukan khayalan. Tapi nyata pernah ada. Dan kisah-kisah itu diabadikan oleh Allah dalam Al-Quran.
Beberapa manfaat berkisah yang bisa perlu diketahui:
1. Menumbuhkan kelekatan dan kedekatan dengan ayah ibu.
Biasanya waktu paling nyaman untuk membacakan buku adalah sambil santai-santai, baring-baring di kasur atau ketika anak-anak masih kecil dipangku atau tidur-tiduran di pangkuan Ayah atau Ibu. Kedekatan dan kelekatan ini membuat anak merasa nyaman, sentuhan, ekspresi dan suara ibu atau ayah juga akan direkam erat di memori anak, terutama usia bayi atau balita. Berdasarkan yang saya baca, perasaan nyaman pada anak, membuatnya tumbuh menjadi anak yang percaya diri.
2. Ada nilai-nilai yang disampaikan yang akan membentuk perilaku positif pada anak
Anak-anak adalah ibarat kaset kosong, yang merekam dengan baik segala apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Dengan rajin membacakan cerita, yang mengandung nilai-nilai positif, seperti sirah tentang nabi dan rosul, kisah para sahabat dll . InshaAllah nilai-nilai baik itu kelak akan direfleksikan pada perilakunya.
Saat menjelang tidur adalah waktu yang menurut saya paling tepat untuk membacakan buku cerita, karena kita dalam keadaan rileks. Juga bisa meredam polah tingkah anak-anak yang biasanya masih pecicilan meski sudah larut.
Yang saya tahu, justru saat diambang tidur itu, gelombang otak dalam kondisi teta sehingga lebih bisa merekam nilai-nilai kebaikan dimemori bawah sadarnya.
3. Memberikan pengetahuan baru
Jangan khawatir, meskipun anak-anak belum bisa membaca, tapi mereka bisa melihat, mendengar, merasakan dan merekam.
Jalinan cerita yang didengar, serta gambar warna-warni yang dilihat memberikan pengetahuan baru, dan merangsang daya pikir dan imajinasinya. Selanjutnya harus menyiapkan stok sabar menjawab rentetan pertanyaan dari mulut mereka. “Kok begini. Kok begitu. Ini kenapa. Itu kenapa?“
4. Mengembangkan keterampilan berbahasa anak
Selain menambah pengetahuan, membacakan cerita akan melatih kemampuan berbahasa anak. Ketika nanti tiba masanya sekolah, anak sudah biasa mendengar gurunya bicara didepan kelas. Berbeda jika anak-anak biasa melihat TV dengan komunikasi searah dan gambar yang berkelebat cepat. Pasti anak-anak males mendengar guru berbicara didepan.
Buku-buku sekarang juga sudah beragam. Desain buku anak yang menarik, ada lembar kreatifitas, ada buku yang menguarkan bau wangi, pop up, buku yang bisa disusun, buku yang bersuara, membuat motorik anak-anak juga ikut terlatih.
5. Memaksimalkan kecerdasan dan mengembangkan keterampilan motorik anak
Berdasarkan penelitian, anak-anak yang terpapar bayak bacaan pola aktivasi otaknya akan berbeda dengan anak yang jarang dibacakan buku. Karena di usia itu, simpul-simpul otak sedang tumbuh dan saling menyambung, jika otak diaktifkan dengan dibacakan buku, maka simpul-simpul itu akan lebih cepat dan maksimal berkembangnya. Jadi tidak usah menunggu anak besar, sejak dalam kandungan bayi sudah bisa dibacakan buku cerita. Karena organ yang pertama berfungsi pada janin adalah indera pendengarannya.
6. Mengasah kemampuan anak untuk mendengarkan
Mendengar adalah sebuah ketrampilan yang harus diasah. Melatih empati dan simpati anak, untuk mendengarkan orang lain berbicara. Juga melatih jika nanti anak masuk sekolah. Kalau tidak dilatih mendengarkan, bisa bosan mendengar guru berbicara didepan kelas.
7. Menanam dan menumbuhkan cinta buku, dan baca
Membacakan cerita, berarti orang tua telah selangkah lebih maju mengenalkan sebuah benda jendela pengetahuan. Perkenalan sejak dini dengan buku akan menumbuhkan kecintaan anak terhadap buku, selanjutnya anak akan semangat belajar membaca, kemudian menulis.
Insyaallah sampai anak beranjak dewasa, minat bacanya akan semakin menyala
8. Menjadi Jejak Sederhana yang Akan Selalu Dikenang
Dengan berkisah atau membacakan buku kepada anak, semoga akan menjadi jejak sederhana dari Ayah dan Ibu, yang akan selalu dikenang dan dirindu kelak ketika anak-anak telah dewasa.
Demikian beberapa manfaat penting dari berkisah yang sangat penting untuk diketahui para orang tua. Semoga bisa bermanfaat ya..