Siapa saja pasti tahu jika harga properti setiap tahunnya akan naik, apapun itu, dan apapun bentuknya. Khususnya rumah, yang setiap orang atau keluarga membutuhkannya sebagai salah satu kebutuhan primer (papan).
Rumah sendiri merupakan salah satu properti yang dipastikan naik setiap tahunnya. Tak terkecuali dengan rumah seken (rumah bekas). Ekstremnya, kenaikan harga rumah bisa mencapai 10% hingga 35% per tahun, terkadang tanpa pernah diketahui apa yang mendasarinya.
Bagi Anda yang saat ini sedang berjuang untuk memiliki rumah, tentu saja kabar tersebut kian menambah berat perjuangan Anda. Tapi apapun, justru hal itu harus dijadikan sebagai motivasi untuk mencari dan mendapatkan rumah pertama Anda.
Lalu, sebenarnya apa yang menjadi faktor penyebab harga rumah selalu naik setiap tahunnya? Berikut ini ada 3 faktor yang umumnya menjadi penyebab kenaikan harga rumah, kavling maupun instrumen properti lainnya, silahkan Anda simak.
1. Inflasi
Inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Di antaranya: konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, hingga terjadinya ketidaklancaran dalam distribusi barang, yang pada gilirannya menyebabkan menurunnya nilai mata uang secara kontinyu.
Bahasa gamblangnya, dengan nilai mata uang yang turun secara kontinyu, mengakibatkan turunnya daya beli masyarakat. Kondisi tersebut kemudian membuat harga material sebagai salah satu komponen pembiayaan developer meningkat, para karyawan pada developer tersebut pun akan menuntut penyesuaian biaya hidup yang semakin mahal. Sehingga, mau tidak mau kenaikan harga properti menjadi win win solution, meskipun dampaknya tentu saja golongan yang sedang mencari rumah semakin kesulitan mendapatkan rumah.
2. Investasi
Tak dapat dipungkiri lagi, jika rumah selain sebagai pemenuhan kebutuhan primer setiap orang, juga dapat dijadikan sebagai sarana atau alat investasi. Umum dijumpai, atau sering kita dengar, ada orang yang memiliki rumah lebih dari satu. Rumah kedua dan seterusnya dijadikan sebagai alat investasi. Misalnya untuk disewakan atau dikontrakkan. Bahkan ada juga rumah yang dijual setelah lewat beberapa tahun ketika dianggap memberikan keuntungan.
Ada satu kawasan perumahan yang ketika dilepas perdana untuk tipe 45/90 dihargai Rp 600 juta. Tidak sampai enam bulan setelah itu, rumah tersebut sudah bisa dijual dengan harga Rp 800 juta. Setahun kemudian sudah diatas angka Rp 1 miliar.
Masih pada kawasan yang sama, meski rumah tidak ditinggali konsumen, namun oleh pengelola dikenakan biaya pemeliharaan lingkungan sebesar Rp 500 ribu per bulan, serta ditambah denda Rp 500 ribu per bulan jika tidak ditinggali. Hebatnya, Rp 1 juta per bulan tetap dibayar meski tidak ditinggali. Apa namanya jika itu bukan untuk maksud investasi.
Value yang dimiliki oleh rumah tersebutlah yang menyebabkan orang tertarik untuk menjadikan rumah sebagai sarana investasi.
3. Lokasi
“Posisi menentukan prestasi!”, mungkin Anda hafal dengan idiom saat zaman sekolah atau zaman kuliah dulu. Meski berkonotasi negatif, tapi ya itulah salah satu idiom yang paling dikenal siswa maupun mahasiswa. Idiom tersebut mengandung makna jika dapat memilih posisi yang tepat saat ujian, dalam arti posisinya dekat dengan teman yang pandai dan tidak pelit memberikan jawaban, maka hasil ujian pun akan baik.
Analogi idiom tersebut pada properti menggambarkan bahwa rumah yang berada di dalam sebuah kawasan perumahan dan berada di lokasi yang strategis, merupakan salah satu faktor naiknya harga rumah setiap tahun. Rumah strategis diidentikkan dengan rumah yang berada pada kawasan yang telah tumbuh, serta telah tersedia berbagai fasilitas kota, seperti perkantoran, pusat perbelanjaan, perniagaan, rumah sakit, sekolah, tempat ibadah, dan seterusnya.
Demikian ulasan dari 3 faktor yang menyebabkan mengapa harga properti, khususnya rumah yang selalu mengalami kenaikan harga setiap tahunnya. Bagi Anda yang sedang mencari rumah, pertimbangkanlah 3 hal tersebut ketika membelinya. Perhatikanlah promo dan harga yang diberikan pada rumah yang sedang ditawarkan developer. Jangan sampai Anda menyesal karena batal mengambil rumah tersebut ketika baru sadar harganya terus naik.